TRY OUT UJIAN NASIONALSMP- MTs

Untuk memudahkan fokus dalam belajar, siswa SMP/MTs perlu mengetahui dan mempelajari tentang Kisi-Kisi UN 2013. Pemerintah dalam hal ini kementrian pendidikan telah menjabarkan beberapa poin standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dilulusi siswa untuk akhirnya dapat lulus dalam UN 2013. SKL UN 2013 yang disudah dipublikasikan pada bulan kemarin harus menjadi acuan untuk berlatih so'al- so'al. Meski begitu, sahabat masih dapat mempelajari beberapa kisi-kisi UN pada tahun sebelumnya. Saya yakin bahwa kisi-kisi SKL UN pada tahun ini tidak akan jauh berbeda dengan pada tahun sebelumnya. Nah, untuk itu dibawah ini siswa dapat mendownload latihan TRY OUT untuk UN 2013.
DOWNLOAD TRY OUT UJIAN NASIONAL

Bahasa Inggris
Bahasa_inggris_SMP-MTS.

Bahasa Indonesia
type_A_bindo
type_B_bindo
type_C_bindo
type_D_bindo
type_E_bindo 

IPA
IPA_TRY_OUT_1.
IPA_TRY_OUT_2.
ipa_try_out_3.
IPA_TRY_OUT_4.
IPA_TRY_OUT_5.

Matematika
A_MTK.
B_MTK.
C_MTK.
D_MTK.
E_MTK.

Sudahkah Aku Jadi Orangtua Shaleh?

Sebenarnya, anak bisa patuh tanpa DITERIAKI senang berbuat baik tanpa DIMINTA anak akan belajar tanpa DIPAKSA anak dapat mandiri tanpa DICURIGAI anak punya ketahanan diri tanpa DIISOLASI Orangtua Biasa, Memberitahu; Orangtua Baik, Menjelaskan; Orangtua Bijak, Meneladani; Orangtua Cerdas, Meninspirasi

Pendidikan Anak dalam Islam

pendidikan anak dalam islamPendidikan anak adalah perkara yang sangat penting di dalam Islam. Pendidikan anak dalam islam sangat diutamakan hal ini bisa kita lihat di dalam Al-Quran kita dapati bagaimana Allah menceritakan petuah-petuah Luqman yang merupakan bentuk pendidikan bagi anak-anaknya. “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu”. Dan di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari dan Al-Imam Muslim, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

“Setiap di antara kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban”

Menanamkan Tauhid dan Aqidah yang Benar kepada Anak
Apabila seseorang benar tauhidnya, maka dia akan mendapatkan keselamatan di dunia dan akhirat. “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan mengampuni yang lebih ringan daripada itu bagi orang-orang yang Allah kehendaki” (An- Nisa: 48)

Oleh karena itu, di dalam Al-Quran pula Allah kisahkan nasehat Luqman kepada anaknya. Jagalah Allah, niscaya engkau akan dapati Allah di hadapanmu. Jika engkau memohon, mohonlah kepada Allah. kalaupun seluruh umat (jin dan manusia)berkumpul untuk mencelakakan kamu, tidak akan mampu mencelakakanmu sedikitpun, kecuali jika itu telah ditetapkan Allah (akan sampai dan mencelakakanmu). Pena telah diangkat, dan telah kering lembaran-lembaran”.

Termasuk aqidah yang perlu ditanamkan kepada anak sejak dini adalah tentang di mana Allah berada. Ini sangat penting, karena banyak kaum muslimin yang salah dalam perkara ini. Sebagian lagi mengatakan bahwa Allah ada di hati kita, dan beragam pendapat lainnya. Padahal dalil-dalil menunjukkan bahwa Allah itu berada di atas arsy, yaitu di atas langit. Adapun dari hadits,

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya kepada seorang budak wanita, “Dimana Allah?”. Budak tersebut menjawab, “Allah di langit”. (HR. Muslim dan Abu Daud).

Mengajari Anak untuk Melaksanakan Ibadah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

“Ajarilah anak-anak kalian untuk shalat ketika mereka berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka ketika mereka berusia sepuluh tahun (bila tidak mau shalat-pen)” (Shahih. Dengan melatih mereka dari dini, insya Allah ketika dewasa, mereka sudah terbiasa dengan ibadah-ibadah tersebut.

Mengajarkan Al-Quran, Hadits serta Doa dan Dzikir yang Ringan kepada Anak-anak
Dimulai dengan surat Al-Fathihah dan surat-surat yang pendek serta doa tahiyat untuk shalat. Dan menyediakan guru khusus bagi mereka yang mengajari tajwid, menghapal Al-Quran serta hadits. Begitu pula dengan doa dan dzikir sehari-hari.  

Mendidik Anak dengan Berbagai Adab dan Akhlaq yang Mulia
Tanamkan kepada mereka akhlaq-akhlaq mulia seperti berkata dan bersikap jujur, berbakti kepada orang tua, dermawan, menghormati yang lebih tua dan sayang kepada yang lebih muda, serta beragam akhlaq lainnya.

Melarang Anak dari Berbagai Perbuatan yang Diharamkan
Termasuk ke dalam permasalahan ini adalah musik dan gambar makhluk bernyawa. Banyak orangtua dan guru yang tidak mengetahui keharaman dua perkara ini, sehingga mereka membiarkan anak-anak bermain-main dengannya. Bahkan lebih dari itu –kita berlindung kepada Allah-, sebagian mereka menjadikan dua perkara ini sebagai metode pembelajaran bagi anak, dan memuji-mujinya sebagai cara belajar yang baik!
“Sungguh akan ada dari umatku yang menghalalkan zina, sutra, khamr dan al-ma’azif (alat-alat musik)”. (Shahih, HR. Al-Bukhari dan Abu Daud).

Dan al-ma’azif adalah setiap alat yang bernada dan bersuara teratur seperti kecapi, seruling, drum, gendang, rebana dan yang lainnya. Adapun tentang gambar, guru terbaik umat ini (Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam) telah bersabda,

“Sesungguhnya orang-orang yang paling keras siksanya di sisi Allah pada hari kiamat adalah para tukang gambar.” Oleh karena itu hendaknya kita melarang anak-anak kita dari menggambar mahkluk hidup. Tanamkan pula kepada mereka kebencian kepada orang-orang kafir. Tanamkan bahwa kaum muslimin akan membebaskan Al-Quds ketika mereka mau kembali mempelajari Islam dan berjihad di jalan Allah. Mereka akan ditolong dengan seizin Allah.

Dan tidak boleh menakut-nakuti mereka dengan cerita-cerita bohong, horor serta menakuti mereka dengan gelap.

Membiasakan Anak dengan Pakaian yang Syar’i
Anak laki-laki menggunakan pakaian laki-laki dan anak perempuan menggunakan pakaian perempuan. Jauhkan anak-anak dari model-model pakaian barat yang tidak syar’i, bahkan ketat dan menunjukkan aurat.

Tentang hal ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

“Barangsiapa yang meniru sebuah kaum, maka dia termasuk mereka.” Untuk anak-anak perempuan, biasakanlah agar mereka mengenakan kerudung penutup kepala sehingga ketika dewasa mereka akan mudah untuk mengenakan jilbab yang syar’i.

Demikianlah beberapa tuntunan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam mendidik anak. Hendaknya para orang tua dan pendidik bisa merealisasikannya dalam pendidikan mereka terhadap anak-anak. Dan hendaknya pula mereka ingat, untuk selalu bersabar, menasehati putra-putri Islam dengan lembut dan penuh kasih sayang.

Sounds English

 Untuk para teman guru yang ingin memperdalam listening dan juga siswa yang ingin melatih listening bisa masung ke link dibawah inihttp://www.soundsenglish.com/
Sounds English

10 KESALAHAN DALAM MENDIDIK ANAK

Anak adalah amanah bagi kedua orang tuanya. Maka, kita sebagai orang tua bertanggung jawab terhadap amanah ini. Tidak sedikit kesalahan dan kelalaian dalam mendidik anak telah menjadi fenomena yang nyata. Sungguh merupakan malapetaka besar ; dan termasuk menghianati amanah Allah.Adapun rumah, adalah sekolah pertama bagi anak. Kumpulan dari beberapa rumah itu akan membentuk sebuah bangunan masyarakat. Bagi seorang anak, sebelum mendapatkan pendidikan di sekolah dan masyarakat, ia akan mendapatkan pendidikan di rumah dan keluarganya. Ia merupakan prototype kedua orang tuanya dalam berinteraksi sosial. Oleh karena itu, disinilah peran dan tanggung jawab orang tua, dituntut untuk tidak lalai dalam mendidik anak-anak.


SEPULUH KESALAHAN DALAM MEDIDIK ANAK

Meskipun banyak orang tua yang mengetahui, bahwa mendidik anak merupakan tanggung jawab yang besar, tetapi masih banyak orang tua yang lalai dan menganggap remeh masalah ini. Sehingga mengabaikan masalah pendidikan anak ini, sedikitpun tidak menaruh perhatian terhadap perkembangan anak-anaknya.

Baru kemudian, ketika anak-anak berbuat durhaka, melawan orang tua, atau menyimpang dari aturan agama dan tatanan sosial, banyak orang tua mulai kebakaran jenggot atau justru menyalahkan anaknya. Tragisnya, banyak yang tidak sadar, bahwa sebenarnya orang tuanyalah yang menjadi penyebab utama munculnya sikap durhaka itu.

Lalai atau salah dalam mendidik anak itu bermacam-macam bentuknya ; yang tanpa kita sadari memberi andil munculnya sikap durhaka kepada orang tua, maupun kenakalan remaja.

Berikut ini sepuluh bentuk kesalahan yang sering dilakukan oleh orang tua dalam mendidik anak-anaknya.

[1]. Menumbuhkan Rasa Takut Dan Minder Pada Anak

Kadang, ketika anak menangis, kita menakut-nakuti mereka agar berhenti menangis. Kita takuti mereka dengan gambaran hantu, jin, suara angin dan lain-lain. Dampaknya, anak akan tumbuh menjadi seorang penakut : Takut pada bayangannya sendiri, takut pada sesuatu yang sebenarnya tidak perlu ditakuti. Misalnya takut ke kamar mandi sendiri, takut tidur sendiri karena seringnya mendengar cerita-cerita tentang hantu, jin dan lain-lain.

Dan yang paling parah tanpa disadari, kita telah menanamkan rasa takut kepada dirinya sendiri. Atau misalnya, kita khawatir ketika mereka jatuh dan ada darah di wajahnya, tangan atau lututnya. Padahal semestinya, kita bersikap tenang dan menampakkan senyuman menghadapi ketakutan anak tersebut. Bukannya justru menakut-nakutinya, menampar wajahnya, atau memarahinya serta membesar-besarkan masalah. Akibatnya, anak-anak semakin keras tangisnya, dan akan terbiasa menjadi takut apabila melihat darah atau merasa sakit.

[2]. Mendidiknya Menjadi Sombong, Panjang Lidah, Congkak Terhadap Orang Lain. Dan Itu Dianggap Sebagai Sikap Pemberani.

Kesalahan ini merupakan kebalikan point pertama. Yang benar ialah bersikap tengah-tengah, tidak berlebihan dan tidak dikurang-kurangi. Berani tidak harus dengan bersikap sombong atau congkak kepada orang lain. Tetapi, sikap berani yang selaras tempatnya dan rasa takut apabila memang sesuatu itu harus ditakuti. Misalnya : takut berbohong, karena ia tahu, jika Allah tidak suka kepada anak yang suka berbohong, atau rasa takut kepada binatang buas yang membahayakan. Kita didik anak kita untuk berani dan tidak takut dalam mengamalkan kebenaran.

[3]. Membiasakan Anak-Anak Hidup Berfoya-foya, Bermewah-mewah Dan Sombong.

Dengan kebiasaan ini, sang anak bisa tumbuh menjadi anak yang suka kemewahan, suka bersenang-senang. Hanya mementingkan dirinya sendiri, tidak peduli terhadap keadaan orang lain. Mendidik anak seperti ini dapat merusak fitrah, membunuh sikap istiqomah dalam bersikap zuhud di dunia, membinasakah muru’ah (harga diri) dan kebenaran.

[4]. Selalu Memenuhi Permintaan Anak

Sebagian orang tua ada yang selalu memberi setiap yang diinginkan anaknya, tanpa memikirkan baik dan buruknya bagi anak. Padahal, tidak setiap yang diinginkan anaknya itu bermanfaat atau sesuai dengan usia dan kebutuhannya. Misalnya si anak minta tas baru yang sedang trend, padahal baru sebulan yang lalu orang tua membelikannya tas baru. Hal ini hanya akan menghambur-hamburkan uang. Kalau anak terbiasa terpenuhi segala permintaanya, maka mereka akan tumbuh menjadi anak yang tidak peduli pada nilai uang dan beratnya mencari nafkah. Serta mereka akan menjadi orang yang tidak bisa membelanjakan uangnya dengan baik.

[5]. Selalu Memenuhi Permintaan Anak

Ketika Menangis, Terutama Anak Yang Masih Kecil.
Sering terjadi, anak kita yang masih kecil minta sesuatu. Jika kita menolaknya karena suatu alasan, ia akan memaksa atau mengeluarkan senjatanya, yaitu menangis. Akhirnya, orang tua akan segera memenuhi permintaannya karena kasihan atau agar anak segera berhenti menangis. Hal ini dapat menyebabkan sang anak menjadi lemah, cengeng dan tidak punya jati diri.

[6]. Terlalu Keras Dan Kaku Dalam Menghadapi Mereka, Melebihi Batas Kewajaran.

Misalnya dengan memukul mereka hingga memar, memarahinya dengan bentakan dan cacian, ataupun dengan cara-cara keras lainnya. Ini kadang terjadi ketika sang anak sengaja berbuat salah. Padahal ia (mungkin) baru sekali melakukannya.

[7]. Terlalu Pelit Pada Anak-Anak, Melebihi Batas Kewajaran

Ada juga orang tua yang terlalu pelit kepada anak-anaknya, hingga anak-anaknya merasa kurang terpenuhi kebutuhannya. Pada akhirnya mendorong anak-anak itu untuk mencari uang sendiri dengan bebagai cara. Misalnya : dengan mencuri, meminta-minta pada orang lain, atau dengan cara lain. Yang lebih parah lagi, ada orang tua yang tega menitipkan anaknya ke panti asuhan untuk mengurangi beban dirinya. Bahkan, ada pula yang tega menjual anaknya, karena merasa tidak mampu membiayai hidup. Naa’udzubillah mindzalik

[8]. Tidak Mengasihi Dan Menyayangi Mereka, Sehingga Membuat Mereka Mencari Kasih Sayang Diluar Rumah Hingga Menemukan Yang Dicarinya.

Fenomena demikian ini banyak terjadi. Telah menyebabkan anak-anak terjerumus ke dalam pergaulan bebas –waiyadzubillah-. Seorang anak perempuan misalnya, karena tidak mendapat perhatian dari keluarganya ia mencari perhatian dari laki-laki di luar lingkungan keluarganya. Dia merasa senang mendapatkan perhatian dari laki-laki itu, karena sering memujinya, merayu dan sebagainya. Hingga ia rela menyerahkan kehormatannya demi cinta semu.

[9]. Hanya Memperhatikan Kebutuhan Jasmaninya Saja.

Banyak orang tua yang mengira, bahwa mereka telah memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Banyak orang tua merasa telah memberikan pendidikan yang baik, makanan dan minuman yang bergizi, pakaian yang bagus dan sekolah yang berkualitas. Sementara itu, tidak ada upaya untuk mendidik anak-anaknya agar beragama secara benar serta berakhlak mulia. Orang tua lupa, bahwa anak tidak cukup hanya diberi materi saja. Anak-anak juga membutuhkan perhatian dan kasih sayang. Bila kasih sayang tidak di dapatkan dirumahnya, maka ia akan mencarinya dari orang lain.

[10]. Terlalu Berprasangka Baik Kepada Anak-Anaknya

Ada sebagian orang tua yang selalu berprasangka baik kepada anak-anaknya. Menyangka, bila anak-anaknya baik-baik saja dan merasa tidak perlu ada yang dikhawatirkan, tidak pernah mengecek keadaan anak-anaknya, tidak mengenal teman dekat anaknya, atau apa saja aktifitasnya. Sangat percaya kepada anak-anaknya. Ketika tiba-tiba, mendapati anaknya terkena musibah atau gejala menyimpang, misalnya terkena narkoba, barulah orang tua tersentak kaget. Berusaha menutup-nutupinya serta segera memaafkannya. Akhirnya yang tersisa hanyalan penyesalan tak berguna.

Demikianlah sepuluh kesalahan yang sering dilakukan orang tua. Yang mungkin kita juga tidak menyadari bila telah melakukannya. Untuk itu, marilah berusaha untuk terus menerus mencari ilmu, terutama berkaitan dengan pendidikan anak, agar kita terhindar dari kesalahan-kesalahan dalam mendidik anak, yang bisa menjadi fatal akibatnya bagi masa depan mereka. Kita selalu berdo’a, semoga anak-anak kita tumbuh menjadi generasi shalih dan shalihah serta berakhlak mulia.
Wallahu a’lam bishshawab

KONSEP ANAK SHOLEH

Sangat beruntung anak yang sholeh dan sangat beruntung orang tua yang mempunyai anak yang sholeh, secara singkat pengertian anak yang sholeh ialah anak yang berbakti kepada Tuhannya dan berbakti kepada kedua orang tuanya, anak yang sholeh merupakan aset bagi kedua orang tuanya baik didunia maupun diakhirat nanti. Rasulullah SAW pernah bersabda yang artinya: “ Apabila mati anak adam maka terputuslah seluruh amalnya kecuali tiga perkara: Pertama, shadaqah jariah. Kedua, ilmu yang diambil orang manfaatnya. Ketiga, anak yang sholeh yang mendo’akan kedua orang tuanya.” Tidak mudah mendidik anak agar menjadi anak yang sholeh, selain kesabaran, diperlukan pendidikan agama secara mendalam, perhatian khusus dan pengawasan yang ketat, juga contoh dan teladan yang baik dari kedua orang tuanya, lingkungan atau pergaulan yang mendukung serta doa yang selalu dipanjatkan kehadirat Allah SWT.
Didirikannya lambaga-lembaga pendidikan agama seperti Madrasah, Pondok Pesantren dan semisalnya merupakan satu upaya membantu para orang tua untuk mendidik anak mereka menjadi anak sholeh. Seorang anak yang dimasukkan pondok pesantren misalnya, dia sangat berpotensi menjadi anak yang sholeh karena dipondok pesantren dia mendapatkan pendidikan agama secara mendalam, pengawasan yang ketat dari pengasuh dan ustadznya tentang belajarnya, ibadahnya, pergaulannya, maupun akhlaqnya sehari-hari. Namun bagaimanapun usaha yang dilakukan oleh pengasuh dan para ustadz tidak bisa berhasil sesuai yang diharapkan tanpa dukungan penuh dari kedua orang tuanya, terutama tentang pendanaannya dan pengawasannya sewaktu dia(santri) meni’mati hari libur dirumahnya, tidak sedikit santri yang terhenti karena kekurangan biaya, dan tidak sedikit santri yang malas masuk kembali kepondok pesantren sesudah meni’mati kebebasannya sewaktu hari libur dirumahnya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seorang santri bisa berhasil sesuai yang diharapkan apabila: 1. Kemauan dari santri itu sendiri, 2. Dukungan penuh dari kedua orang tuanya, 3. Keseriusan pengasuh dan para ustadz dalam membimbingnya. Untuk nomor tiga ini diperlukan ketelitian kedua oran tua memilih pondok pesantren yang sudah terbukti dan teruji keberhasilannya.

Perangkat Pembelajaran Bahasa Inggris SMP

Untuk menambah koleksi perangkat Bahasa Inggris SMP. dibawah ini bisa didownload perangkat mengajar. semoga bermanfaat untuk teman- teman guru SMP.
Silabus_Karakter_Final_kelas_7 genap .html
Silabus Karakter Final 9_genap.html
RPP Bahasa_inggris_kels_7 genap_mts_.html
RPP Bahasa Inggris kelas 9 genap.html

TRY OUT UN BAHASA INGGRIS SMK 2013

Ujian Nasional SMK/SMA dan MA sudah ada didepan mata. kita tinggal menghitung hari. Ujian Nasional SMK, SMA dan MA  akan dilaksanakan 16 April 2013 untuk itu peserta didik SMK yang ingin berlatih soal- soal Mata Pelajaran Bahasa Inggris dapat mendownload soal- soal disini. gunakan waktu sebaik- baiknya untuk dengan banyak berlatih beberapa model soal. selamat berlatih semoga dalam menghadapi ujian diberikan keberhasilan. Download soal latihan Bahasa Inggris SMK dibawah ini
SMK_-_Bahasa_Inggris_-_2002.html
SMK_-_Bahasa_Inggris_-_2003.html
SMK_-_Bahasa_Inggris_-_2004.html
SMK_-_Bahasa_Inggris_-_2005.html
SMK_-_Bahasa_Inggris_-_2006.html
SMK_-_Bahasa_Inggris_-_2007.html