Hikmah Maulid Nabi Besar Muhammad SAW


Hari ini Rabu 23 Januari 2013 bertepatan dengan 12 Rabiul Awal 1434 H adalah Hari Kelahiran Nabi Besar Muhammad SAW. yang lazim disebut Maulid Nabi Besar Muhammad SAW


Seperti tahun-tahun sebelumnya Perayaan Maulid berlangsung di beberapa tempat, ada yang berlangsung sangat meriah namun ada pula yang berlangsung sederhana.

Dengan peringatan Maulid Nabi saw diharapkan kita memperoleh manfaat antara lain:
1.   Memperkokoh ukhuwah sesama muslim dengan silaturrahim

Banyak ayat al-Qur’an maupun al-Hadits yang memerintahkan kita agar senantiasa memperkokoh ukhuwah sesama muslim, dilarang keras saling berpecah-belah, bermusuh-musuhan, dan saling mencela, saling menghina, atau mengolok sesamanya. Dengan peringatan Maulid nabi saw kita sesama muslim dapat saling bertatap muka, mengucapkan salam, dan berjabat tangan, atau kita dapat mempererat tali silaturrahim.
2.  Menambah kecintaan kepada Rasulullah saw
Kecintaan kita kepada Nabi SAW harus melebihi kecintaan kita kepada yang lain. Nabi bersabda:
 لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَلَدِهِ وَوَالِدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ  (صحيح مسلم – ج 1 / ص 49)
“Tidaklah sempurna iman seseorang dari kalian sehingga aku lebih dicintainya daripada anaknya, orang tuanya, dan manusia seluruhnya”. (HR. Muslim)
Dengan peringatan Maulid Nabi saw, kita terutama yang masih awam tentang ajaran Islam memperoleh informasi atau penjelasan tentang sejarah kehidupan Rasulullah saw yang intinya beliau mengemban risalah universal dan abadi sebagai rahmatan lil’alamin. Dengan demikian kita dapat menambah kecintaan kepada beliau.
3.   Menumbuhkan kesadaran untuk mencontoh akhlak rasulullah saw
Dengan peringatan Maulid Nabi saw, kita terutama yang awam dapat mengenal lebih jauh tentang akhlak Rasulullah saw yang agung itu. Sehingga beliau menegaskan misalnya, bahwa manusia yang baik adalah manusia yang paling banyak memberikan manfaat bagi orang lain. Tidaklah sempurna iman seseorang jika ia pada malam hari tidur dalam keadaan kenyang sementara tetangganya semalaman dalam kelaparan. Kita hendaknya menghindarkan diri dari segala sikap dan perilaku yang dapat  menyusahkan orang lain, maka kita harus banyak berbuat kebajikan meskipun dalam katagori keimanan yang paling rendah, yaitu menyingkirkan duri dari tengah jalan. Allah SWT berfirman:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآَخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا [الأحزاب/21]
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al-Ahzab: 21)
Oleh sebab itu, moment bersejarah yang mengandung makna yang dalam untuk kehidupan kita ini jangan hanya diisi dengan kegiatan yang bersifat seremonial dan rutinitas belaka tanpa dapat memetik hikmah untuk peningkatan kualitas iman dan taqwa kita dengan mencontoh sikap dan perilaku (akhlak) Rasulullah saw yang agung sebagai Uswah hasanah dalam segala aspek kehidupan.
Kesimpulan
  1. Peringatan Maulid Nabi saw dimaksudkan sebagai wujud mensyukuri nikmat Allah SWT yang berupa kelahiran seorang pembawa risalah universal, rahmatan lil ‘alamin, uswah hasanah, Nabi Muhammad saw.
  2. Peringatan Maulid Nabi saw hendaknya tidak diadakan hanya sekedar melestarikan tradisi seremonial dan rutinitas belaka, tanpa makna dan hikmah yang dapat meningkatkan kualitas iman dan taqwa kita di hari-hari mendatang.
Wallahu a’lam bishshawwab.


 

Posting Komentar